Pesanku menuju (R I N D U)
Tak terasa adik adikku sudah besar
Kulihat disosial medianya sudah punya pacar
Padahal dari awal aku tak pernah setuju adikku berpacaran
Bukan tanpa alasan aku melarang mereka berpacaran
Selain karena ini diHARAMkan agama, aku juga tak ingin adikku terseret dunia bodoh yang menganggap berbagi kasih sayang itu BEBAS.
Bebas memang menyayangi siapa saja, tapi lihat BIBIT,BEBET & BOBOTnya.
Aku hanya ingin adik adikku belajar yang bagus dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi daripada aku.
Rasa sayang ini mungkin tak seperti kelihatannya, karena aku jarang sekali mengutarakannya.
Tak perlu rasanya mengutarakan rasa sayang, karena dengan perlakuan dan perhatian yang cukup sudah melebihi aksara SAYANG.
Teringat masa kecil, mereka yang dulunya polos dan mudah dibodoh-bodohi. Aku rindu.
Teringat masa kecil, siarep yang gak pande bilang "s" si ari yang sukak teriak dan si ica yang dipanggil "bik pesek". Aku rindu.
Teringat masa kecil main jual jualan didalam lemari besar dirumah. Aku rindu.
Teringat masa kecil kita cuma mementingkan besok main apa ? Besok kerumah nenek ? Besok mandi sunge ? Besok main bola ? Besok main sepeda ? Besok main locak ?. Aku rindu.
Mak, Yah. Kami udah tumbuh sekarang. Ini berkat didikan kalian. Sehabis sholat tak pernah lewat nama kalian didalam doaku. Tak pernah juga kulewatkan adik adikku.
Mak, Yah. Rasanya tak perlu ku ukir kata terimakasi dengan sangat indah. Karena itu tak perlu dibandingkan dengan doa doa kami.
Mak, Yah. Rasanya ingin meneteskan air mata yang sederas derasnya sebagaimana dulu ibu melahirkanku.
Mak, Yah. Betapa bangganya aku punya kalian yang sungguh luar biasa menyekolahkan kami sejauh ini.
Adik adikku. Terimakasih atas waktu yang selalu kita lewati tanpa harus kita pikir kapan berakhir.
Adik adikku, penting kita pelajari menyoal tentang warisan. Aku hanya tak ingin kita bersitegang merebutkan harta dunia. Ingatkan kakak kalau kakak salah.
Terimakasih.
Kulihat disosial medianya sudah punya pacar
Padahal dari awal aku tak pernah setuju adikku berpacaran
Bukan tanpa alasan aku melarang mereka berpacaran
Selain karena ini diHARAMkan agama, aku juga tak ingin adikku terseret dunia bodoh yang menganggap berbagi kasih sayang itu BEBAS.
Bebas memang menyayangi siapa saja, tapi lihat BIBIT,BEBET & BOBOTnya.
Aku hanya ingin adik adikku belajar yang bagus dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi daripada aku.
Rasa sayang ini mungkin tak seperti kelihatannya, karena aku jarang sekali mengutarakannya.
Tak perlu rasanya mengutarakan rasa sayang, karena dengan perlakuan dan perhatian yang cukup sudah melebihi aksara SAYANG.
Teringat masa kecil, mereka yang dulunya polos dan mudah dibodoh-bodohi. Aku rindu.
Teringat masa kecil, siarep yang gak pande bilang "s" si ari yang sukak teriak dan si ica yang dipanggil "bik pesek". Aku rindu.
Teringat masa kecil main jual jualan didalam lemari besar dirumah. Aku rindu.
Teringat masa kecil kita cuma mementingkan besok main apa ? Besok kerumah nenek ? Besok mandi sunge ? Besok main bola ? Besok main sepeda ? Besok main locak ?. Aku rindu.
Mak, Yah. Kami udah tumbuh sekarang. Ini berkat didikan kalian. Sehabis sholat tak pernah lewat nama kalian didalam doaku. Tak pernah juga kulewatkan adik adikku.
Mak, Yah. Rasanya tak perlu ku ukir kata terimakasi dengan sangat indah. Karena itu tak perlu dibandingkan dengan doa doa kami.
Mak, Yah. Rasanya ingin meneteskan air mata yang sederas derasnya sebagaimana dulu ibu melahirkanku.
Mak, Yah. Betapa bangganya aku punya kalian yang sungguh luar biasa menyekolahkan kami sejauh ini.
Adik adikku. Terimakasih atas waktu yang selalu kita lewati tanpa harus kita pikir kapan berakhir.
Adik adikku, penting kita pelajari menyoal tentang warisan. Aku hanya tak ingin kita bersitegang merebutkan harta dunia. Ingatkan kakak kalau kakak salah.
Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar