untuk puan (katanya)
Siapa sangka yang sudah mulai kubuang ternyata dipungut
kembali oleh egoku
Kalian boleh tertawa karena aku sungguh labil dan tak punya
pendirian
Aku hanya mengalah dengan egoku entah sampai dia yang lelah
lalu menyerah
.
Berpijak belum tentu menetap
Aku bukan supir yang bisa puan suruh-suruh
Ini hati bukan kenderaan toh ?
.
Buka mata tutup telinga
Puan melihat tapi pura-pura tak dengar
Tak apa karena bila puan dengar maka puan akan segera
menghindar
.
Malam itu aku lari mengejar puan
Hanya untuk mengembalikan sesuatu
Kunci yang kusembunyikan anggap saja cari perhatian puan
.
Tahukah puan ?
Ketika puan mengerti maksud dari banyak sajak tentang puan
Maka aku akan sepenuhnya pergi dan menghilang
Jadi, teruslah berpura-pura untuk bodoh
Atau balas dengan apapun yang puan mau
Cacian, makian, hinaan bahkan pertikaian. Aku siap.
.
Hidup penuh pilihan
Pilih dirimu atau menjadi puan(ku)
Sajak ini tertulis dengan kesadaran penuh sambil memikirkan
puan (katanya).
Komentar
Posting Komentar